Petani Soroti Lambatnya Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi Sayap Kanan

ACEHNETWORK | ACEH TIMUR – Salah satu petani asal kabupaten Aceh Timur menyoroti Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangunan Jaringan Irigasi sayap kanan Daerah Irigasi (DI) Jambo Aye jaringan Kecamatan Pante Bidari-Nurussalam Kabupaten Aceh Timur dinilai progres pekerjaan lambat.
Hal tersebut diungkapkapkan Maimunzir, petani asal kecamatan Nurussalam kepada media ini.
Menurut Maimunzir, petani sangat berharap proyek tersebut segera dapat dimanfaatkan oleh petani.
“Ribuan petani di Kecamatan Nurussalam,Julok dan Darul Falah sudah lama menanti proyek tersebut bisa diselesaikan dengan cepat, supaya petani dapat memanfaatkan air irigasi untuk bercocok tanam setahun 3 kali, akan tetapi sudah 8 tahun ditunggu proyek tersebut belum kunjung selesai dikerjakan,” ujar Maimunzir.
Maimunzir menyebutkan, terdapat 3000 Ha areal persawahan baku di Kecamatan Julok, Darul Falah, Nurussalam dan sebagian di kecamatan Pante Bidari petani masih bergantung pada tadah hujan.
“Sudah 79 tahun Indonesia Merdeka, akan tetapi 3000 Ha lebih areal sawah, petani masih bergantung pada tadah hujan,” sebut Maimunzir
Ia berharap Pj Bupati Aceh Timur dan anggota DPR RI asal Aceh dapat memberikan perhatian khusus terhadap nasib petani daerahnya, agar mereka mendesak Pemerintah Pusat segera mempercepat pembangunan Jaringan Irigasi tersebut.
“Tolong Pj Bupati Aceh Timur dan anggota DPR RI untuk memberikan perhatian khusus terhadap nasib kami petani, agar petani dapat menanam padi paling kurang 2 kali setahun, jika itu dapat terwujud nasib kehidupan lebih sejahtra,” harap Maimunzir.
Pejabat Pembuat Komitmen(PPK) Balai Sungai Sumatra 1 , Syahfrepi saat ditemui media ini Rabu(21/8/2024) mengakui realisasi proyek.saluran irigasi sayap kanan terlambat
“Sampai bulan agustus ini progres PSN Irigasi sayap kanan baru terealisasi baru 17,8 km dari volume perencanaan awal sepanjang 40 km, atau sekitar 42 persen dari perencanaan,” jelas Syahfrepi.
Menurut Syahfrepi, faktor keterlambatan tersebut terjadi karena faktor persoalan pembebasan lahan, cuaca dan skema pembiayaan.
Diketahui, PSN Irigasi sayap kanan DI Jambo Aye yang dibangun sejak tahun 2016 kontra awal hingga tahun 2022 yang dikerjakan PT Selaras Mandiri Sejahtera(SMS) dengan nilai kontrak Rp 202 milyar dengan realiasasi 15 km, kemudian tahun 2023 dilanjutkan PT Bohana Jaya Nusantara dengan nilai kontrak Rp. 15,2 milyar, saat ini proyek dikerjakan PT Satangkai Kalapa Sejahtera dengan nilai kontrak Rp 24 milyar.
Sementara total Pagu proyek irigasi sayap kanan DI Jambo Jambo dengan volume 40 km sebesar Rp 640 milyar bersumber APBN.
Tanggapi rendahnya serapan dan realisasi proyek saluran irigasi sayap kanan DI Jambo Aye, Wakil Ketua Bidang Organisadi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh Timur minta BPN dan Pemkab Aceh Timur untuk mempercepat proses pembebasan lahan.
“BPN dan Pemkab Aceh Timur harus fokus dan serius untuk mempercepat proses peuntasan pembayaran dan pembebasan lahan,” desak Azwir.
Selain itu kata Azwir, Kementrian PUPR harus mengubah pola pembiayaan seperti sebelumya, untuk efektifitas dan mempercepat penyelesain proyek tersebut.
“Untuk mempercepat proses pekerjaan proyek irigasi sayap kanan, Kementrian PUPR harus mengubah skema pembiayaan dengan sistem Multiyers Contrac(MYC), karena saat ini PUPR menerapkan sistem Single Multiyers Contract(SMYC) sehingga secara teknis mengalami kendala dan lambat pekerjakan pelaksanaan program,” kata Azwir
Terakhir Azwir berharap, masa pemerintahan baru di bawah presiden Prabowo Subianto, tahun 2025, proyek irigasi sayap kanan dapat dituntaskan.
“Supaya patani dapat segera menikmati dan menerima manfaat saluran irigasi, diharapkan tahau depan bisa tuntas,” harap Azwir.