Radja M Husein,Wakil Rakyat sudah mempertontonkan keduguan
Radja juga mengajak seluruh masyarakat sipil, ulama, dan mahasiswa untuk terus mengawasi dan mengingatkan para anggota dewan agar tidak terjebak dalam praktik yang merusak dan menghambat kemajuan aceh

ACEH NETWORK | BANDA ACEH – Lagi dan lagi polemik yang membuat gaduh di kalangan masyarakat kembali terjadi, bagaimana tidak baru saja blunder terkait polemik terkait gonta ganti sekertaris daerah hinnga isu perebutan kursi sekjend Partai lokal, kini tontonan baru pun tersaji secara negatif untuk bahan konsumsi publik.
Seolah sudah menjadi serial drama korea yang penuh intrik dan perselingkuhan gambaran wakil rakyat Aceh saat ini sanggat mudah digambarkan oleh publik, meski mendapat berbagai kecaman dari elit, tokoh bahkan Anak para syuhada sampai aksi demo yang di lakukan oleh mahasiswa tidak mampu membendung napsu para dewan yang terus fokus mengerogoti hasil perdamaian yakni anggaran Otonomi Khusus.
setelah menuai eksepsi dari berbagai element serta polemik yang semakin merebak sebuah pesan moral juga ikut diberikan oleh salah satu Pemikir Islam dan Relawan muda Geunareh Indatu, Radja M Husein, iya menyampaikan amanat penting kepada para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) untuk selalu menjaga integritas dan mengedepankan transparansi dalam setiap aspek tugas mereka sebagai wakil rakyat, radja juga menegaskan para wakil rakyat jagan terus menerus mempertontonkan keduguan yang akan merusak citra mereka sendiri nantinya.
“saya ingin sedikit menitipkan pesan kepada para dewan pilihan rakyat, tolong jaga amanah itu sebaik-baiknya, saya percaya DPRA masih memiliki moral dan integritas jadi sudah cukup tontonan keduguan disajikan kepada publik, jadilah dewan yang benar-benar mewakilkan kami, ingat Suara yang kalian bawa ke ruang sidang adalah suara kami yang ingin melihat keadilan, kesejahteraan, dan nilai-nilai Islam ditegakkan di Aceh,bukan sebaliknya” ujar radja, Kamis (24/4) saat silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan mahasiswa di banda aceh.
Menurutnya, transparansi bukan hanya soal laporan anggaran atau kegiatan, tetapi juga soal sikap terbuka terhadap kritik, evaluasi, dan partisipasi publik, serta mengedepankan pengawasan untuk kepentingan aceh, karena letak kepercayaan masyarakat tergantung pada hal tersebut.
“Kami tidak butuh pemimpin yang hanya pandai berpidato memberikan narasi-narasi bahwa mereka jujur mereka terbuka dengan rakyat namun ketika dana pokir tersebar kepublik yang terjadi sebaliknya, kami mau wakil kami bisa diajak berdialog secara utuh apa dan mana hal yang bisa membawa kemaslahatan itu yang di kedepankan bukan malah berselingkuh di belakang kami dalam ruang rapat, dan saya mengingatkan para wakil rakyat agar tidak bermain-main dengan jabatan yang telah kami amanahkan,” tutup Radja.
Radja juga mengajak seluruh masyarakat sipil, ulama, dan mahasiswa untuk terus mengawasi dan mengingatkan para anggota dewan agar tidak terjebak dalam praktik yang merusak dan menghambat kemajuan aceh.
Pernyataan ini disampaikan Radja dalam rangkaian safari dan dialog di Banda Aceh yang mengangkat tema “Syariat, Integritas, dan Masa Depan Aceh.” Red