Tokoh Muda Aceh “Pusat Jangan Main-Main Dengan MoU..!! atau Biarkan Aceh Menentukan Jalannya Sendiri..!!

ACEH NETWORK | Banda Aceh – Aktivis muda Aceh, Ilham Rizky Maulana, mendesak pemerintah pusat untuk segera menuntaskan butir-butir Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki yang telah disepakati pada 15 Agustus 2005 antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Menurutnya, sudah dua dekade MoU Helsinki berjalan, namun masih banyak poin penting yang belum terealisasi penuh, terutama yang berkaitan dengan kewenangan politik, ekonomi, serta hak-hak masyarakat Aceh dalam pengelolaan sumber daya alam.
“Sudah 20 tahun Aceh menunggu. Jika MoU ini tidak kunjung diselesaikan, maka biarkan Aceh menentukan jalannya sendiri.” tegas Ilham dalam keterangannya, Jumat (19/9/2025).
Ilham menilai bahwa ketidakseriusan pemerintah pusat dalam implementasi MoU hanya memperpanjang ketidakadilan bagi rakyat Aceh. Ia juga mengingatkan bahwa MoU Helsinki adalah perjanjian internasional yang menjadi fondasi perdamaian Aceh, sehingga pengingkaran terhadap isi perjanjian sama dengan merusak kepercayaan yang telah dibangun pasca-konflik.
“Pemerintah pusat jangan main-main dengan perdamaian. Jika butir MoU tidak dihormati, rakyat Aceh akan kehilangan kepercayaan, dan itu sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa,” tambahnya.
Sebagai aktivis dan juga mahasiswa Pasca sajarna Universitas Sumatera Utara, Ilham menegaskan komitmennya untuk terus menyuarakan kepentingan rakyat Aceh, baik melalui jalur akademik maupun aksi-aksi mahasiswa. Ia menyerukan seluruh elemen masyarakat Aceh untuk bersatu mengawal penuh realisasi MoU Helsinki.
“Jangan biarkan MoU ini hanya menjadi dokumen sejarah tanpa makna. Ini tentang harga diri dan masa depan Aceh, Jangan jadikan MoU sebagai pepesan kosong untuk menarik simpati dengan janji-janji tampa implementasi. kami bangsa Aceh selalu siap dalam segala situasi.” tegas Ilham. red